Telah berjuta-juta kata yang kurangkai mengenai masa depan, berjuta mimpi yang terbuang sia-sia. Semuanya beranjak pergi. Ah bagiku tak penting mereka-mereka itu. Mereka hanya figuran di kehidupanku. Tapi kamu? lain ceritanya. Tapi aaaah... aku tak mengerti kenapa kehidupan ini terkadang abu-abu. Terkadang dikala senja beranjak keperaduannya alam seolah berubah menjadi proyektor yang menghidupkan kembali segala kenangan.
Banyak kenangan yang telah kutorehkan dan kusimpan di album memori tetapi mengapa kenangan atas sebuah nama yang menempel di seorang makhluk tuhan seperti dirimu yang sering muncul di slide senja itu. Aku tak tahu kamu model species apa, mungkin spesies memorikus takpernachpudarpus hahahaha
Sepetak hati yang tak pernah membenci, sepetak hati yang telah berhenti berharap dan sepetak hati yang telah berpaling. Gelora asa yang telah lama padam. Ia........ ituhlah aku, aku yang sesungguhnya yang tak pernah kau ketahui.
Sepetak hati yang tak pernah membenci, sepetak hati yang telah berhenti berharap dan sepetak hati yang telah berpaling. Gelora asa yang telah lama padam. Ia........ ituhlah aku, aku yang sesungguhnya yang tak pernah kau ketahui.
Aku yang hanya tinggal aku
Sudah lama sekali aku tak mendengar kata kita......
Banyak tawaran kita dari yang lain...
Tapi kata "kita" dari mereka tak ada yang seindah kamu
Tapi waktu telah mengubur namaku kedasarnya. Namaku yang telah tertimbun jutaan cerita barumu. Kau mungkin tak sempat lagi menengok sepetak hatiku yang bermukim didasar hatimu. Akukah yang berprasangka? Dahulu sudah lama sekali aku sangat sabar menunggu jawaban semesta akan kisah yang krusial ini. Bukan bukan krusial tapi aaaaah aku tak bisa mengungkapkan dalam bulir-bulir kata-kata. Bagiku sekarang sudah tak penting lagi. Seandainya semesta menjawab semuanya itu hanya akan menjadi hal yang ingin aku tertawakan saja. Karena asaku telah lama padam atas namamu yang pandai berlagak.
0 komentar:
Posting Komentar