Selayang pandang aku menghampiri bilik masa lalu. Kutemukan berjuta catatan hitam yang kau ciptakan. Yang kau putihkan seolah itu duniaku. Sekilas tatapanku terlihat sayu.... dan kemudian berubah menjadi bahagia. Bahagia atas kesedihan yang aku tutup-tutupi. Aku tak ingin mempersoalkan mengapa pelangi berwarna tujuh, mengapa mentari terbit dipagi hari dan tenggelam dikala senja. Aku tak pernah memiliki alasan untuk mempertanyakan itu semua, karena tuhan telah memberi keindahan mata dan hati untuk menikmatinya. Seperti hati yang diciptakan untuk menikmati siluet keindahanmu.
Percayalah aku baik-baik saja semenjak memutuskan untuk menepi dari hingar bingar duniamu. Tak ada lagi cerita yang menyesakkan hatiku, tak ada lagi kerutan dikeningku... dan tak ada lagi seulas senyuman dipipiku.
Tuhan begitu apik menciptakan dirimu, dan seperti aku yang terlalu apik membungkus cerita duka dengan keikhlasan. Aku tak pernah meninggalkanmu, dirimulah yang memaksaku untuk pergi. Jangan pertanyakan rasa kepadaku. Tanyakan ke sekeping hatimu yang kelabu. Sekeping hati yang tak pernah melihat ketulusanku. Sekeping hati yang mnjadikanku robot.
Aku tak pernah lelah untuk mencita, tapi ........... waktu tak pernah berpihak akan "kita". Sudahlah simpan saja asamu untuk masa depanmu. Tak perlu kau tengok seonggok hatiku yang telah berlalu. Tak perlu kau ratapi kepergianku. Aku tak pernah menyalahkanmu, aku selalu beranggapan duniamu dan duniaku memang tak lagi sama............................
0 komentar:
Posting Komentar