CERBUNG II : Jangan Lupa Untuk Bahagia

Part II : Kenangan dalam Bingkai Waktu

Laju kendaraanku terhenti di lobby sebuah hotel. Kemewahan serta kenyamanan dengan kesegaran interior dan fasilitas tergambar secara jelas. Dengan sentuhan traditional khas kota kembang menampilkan desain kontemporer yang lebih dinamis. 
Sesosok pria berstelan hitam membukakan pintu mobil dengan ramahnya. Berumur sekitar 40 tahun dengan perawakan tinggi besar dikencani kulit sawo matang dan sorot mata yang ramah. Lelaki paruh baya ini dengan sigap memvalle kendaranku.
 
Kulangkahkan kakiku yang begitu penat setelah seharian berkutat dengan pekerjaan memasuki Lobby hotel. Kuhempaskan badan letihku di sofa yang bertengger dengan manis tak jauh dari meja receptionis. Aku enggan beranjak menuju kamar Diana dan memilih menunggu di Lobby. Pandanganku menerawang menembus jendela lobby, menusuk suramnya malam yang ditunggangi ribuan air mata alam. Gemercik riak - riak air terdengar sayup ditelingaku. Hujan turun dengan syahdunya. Udara dingin ruangan menusuk tulangku yang berbalut kulit yang begitu tipis. Kurapatkan syal yang sedikit menjuntai.
 
Limabelas menit sudah aku berdiam diri tetapi Diana tak juga menampakkan hidung bangirnya. Padahal perihal kesampaianku telah aku kabarkan via BBM. Meski sudah lima tahun berlalu tetapi tabiat sahabatku ini tak pernah berubah. Selalu mendetail dalam berdandan, dan apabila make up nya tidak mendekati kata sempurna dia tak akan beranjak pergi. Ah Diana............
 
Bosan menunggu akupun beringsut menuju Lounge yang terletak di area Lobby. Memesan segelas wine untuk menghangatkan tubuhku yang sudah mulai membeku. Lamunan membawaku ke masa lalu yang telah lama kukubur. Lima tahun yang lalu di sebuah lobby hotel air mataku pernah jatuh berderai mengiringi kisah cintaku yang pupus. Kenangan pahit itu begitu hidup jauh dilubuk sanubariku, meninggalkan jejak-jejak luka. Ah sebuah pesta pernikahan di ballroom sebuah hotel.............
Semuan kenangan sirna oleh sentuhan tangan dingin Diana yang mendarat tanpa permisi dipundakku.

Diana       :     " Eh kemoceng, lu dipangil dari tadi bengong aja? 
                         Ada apa? Lagi kencan buta dengan masa lalu yah ?"

Diana seperti membaca jalan fikiranku

Gue         :     "Ah, shit lu nyet, dandan aja ampe seabat. Tampang lu
                        juga gitu-gitu mulu' "
Diana     :      " Sirik aje lu!!! Well, sebagai tuan rumah yang baik 
                        lo harus ngajakin gue merefres ini otak yang hampir
                        soak gegara client kolot tadi siang"
Gue        :      " Ah, lu mah soak mulu " hahahha
Diana     :      " Anjir yah loe nyet "
 
Seolah mengerti akan kode yang aku berikan, seorang waitres mengampiriku dengan menyodorkan billing. Kuselipkan lembaran rupiah kedalam billing yang berbentuk buku dengan sampul batiknya. Tak lupa kulebihkan tips atas keramahannya.
Menyusuri sudut-sudut malam kota kembang dengan seorang sahabat baik membuat dinding kebekuan hatiku sedikit lenyap. Ada rasa bahagia dan damai tumbuh disana.

BERSAMBUNG..................
Jangan Lupa Untuk Bahagia
By : Chagia .R. Devega
 

0 komentar:

Posting Komentar